Larangan Saat Ihram bagi Wanita Selama Umrah dan Haji
Tahukah Anda bahwa sebagian ulama sepakat bahwa wanita yang sedang ihram dilarang mengenakan niqab dan sarung tangan? Hal ini menyoroti pentingnya memahami larangan ihram bagi wanita, yang merupakan bagian penting dari aturan yang harus dipatuhi saat melaksanakan ritual haji dan umrah. Ihram tidak terbatas pada mengenakan pakaian tertentu, tetapi lebih merupakan ekspresi keadaan spiritual dan sosial yang mengharuskan kepatuhan terhadap hukum Islam. Oleh karena itu, penting untuk memahami larangan-larangan yang terkait dengan proses Ihram untuk memastikan bahwa ritual tersebut dilakukan dengan benar sesuai dengan hukum Islam.
Poin-poin penting
- Dilarang mengenakan niqab dan sarung tangan saat ihram.
- Tidak dibolehkan berhias wajah ketika dalam keadaan ihram.
- Memotong dan mencukur rambut dilarang selama masa ihram.
- Jangan gunakan parfum atau wewangian.
- Akad nikah dianggap tidak sah jika dalam keadaan ihram.
- Hubungan seksual saat ihram termasuk hal yang paling terlarang.
- Dam harus dibayarkan oleh seseorang yang dengan sengaja melakukan tindakan terlarang.
Konsep Ihram dan pentingnya
Ihram dalam pengertian hukumnya adalah titik awal perjalanan ibadah, di mana seorang Muslim mengambil sumpah untuk mematuhi aturan yang jelas. Ini menyoroti kondisi spiritual, mewujudkan pengorbanan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan, menunjukkan kesiapan hamba untuk membenamkan dirinya dalam ibadah tanpa batas.
Ihram, selain menjadi salah satu niat ibadah, merupakan sumber berbagai hukum terlarang yang harus dipenuhi seseorang. Mematuhi aturan-aturan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman haji dan umrah dan berfungsi sebagai pilar fundamental untuk memperkuat hubungan spiritual antara orang beriman dan Tuhannya, yang mengarah kepada wahyu spiritual yang mendalam.
Manfaat Ihram disorot, karena diyakini bahwa pengalaman Ihram meningkatkan kondisi spiritual dan psikologis banyak jemaah haji dan umrah. Ihram merupakan tanda khusus yang menempatkan jamaah haji dalam suasana ibadah dan penghormatan.
Larangan Ihram bagi Wanita
Larangan Ihram bagi wanita termasuk hal-hal pokok yang wajib dipatuhi selama masa Ihram. Wanita diharuskan menghindari mengenakan pakaian dan penampilan tertentu yang melanggar larangan ini, menurut ajaran Islam. Pada bagian ini, kami akan mengulas beberapa larangan khusus yang berlaku bagi wanita.
Mengenakan niqab dan sarung tangan
Wanita ihram dilarang memakai niqab dan sarung tangan saat ihram, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka diperbolehkan menutupi wajahnya dengan longgar, seperti dengan khimar, untuk memastikan tidak ada cadar yang menutupi seluruh wajah. Pedoman ini bertujuan untuk mencapai semangat kesederhanaan dan kemurnian yang terkait dengan periode Ihram.
Tidak menghias wajah
Selain larangan mengenakan niqab dan sarung tangan, wanita yang sedang ihram harus menghindari merias wajah atau menggunakan kosmetik. Ini dianggap sebagai salah satu larangan ihram bagi wanita, karena kejernihan dan kemurnian ditekankan selama periode ini. Fokusnya hendaknya pada ibadah dan niat yang murni tanpa hiasan atau kemewahan apa pun.
Larangan Ihram yang umum bagi pria dan wanita
Aturan yang harus diikuti selama masa ihram mencakup serangkaian larangan yang berlaku bagi pria dan wanita. Dari semua larangan tersebut, memotong dan mencukur rambut termasuk larangan terpenting yang wajib dipatuhi. Jamaah haji dilarang keras menghilangkan bulu apa pun, dan mereka harus mematuhi aturan ini agar tidak melakukan pelanggaran apa pun.
1- Memotong dan mencukur rambut
Mencukur atau memotong rambut merupakan salah satu larangan dasar ihram bagi wanita dan pria. Penting untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan rambut menjadi pendek. Jika pemotongan rambut atau pencukuran bulu dilakukan saat ihram, mungkin diperlukan dam, jadi penting untuk mematuhi pedoman agama.
2- Potong kuku
Memotong kuku juga termasuk larangan ihram bagi wanita dan pria yang harus dipatuhi. Jemaah dianjurkan untuk tidak mencabut atau bahkan memotong kukunya. Jika Anda memotong kuku, Anda harus mempertimbangkan konsekuensinya dan membayar dam yang sesuai. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya larangan ini membantu mengurangi kesalahan, yang berkontribusi pada peningkatan pengalaman haji secara keseluruhan.
3- Parfum dan dupa
Parfum yang merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan manusia dilarang selama ihram. Rasulullah saw menegaskan larangan penggunaan parfum dalam keadaan ihram. Wewangian dikenal dapat meningkatkan suasana hati, tetapi di masa seperti ini, kesederhanaan lebih disukai.
Parfum boleh dipakai sebelum ihram, namun wanginya tidak haram setelah itu. Namun, penggunaan parfum secara sengaja saat ihram harus dihindari. Konsep ini menyoroti pentingnya kesederhanaan dan kemurnian dalam ritual.
Hadits dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu 'anha, biasa memakai parfum kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebelum memasuki ihram. Ini menyoroti keseimbangan antara menikmati hal-hal baik pada suatu waktu dan menghindarinya di waktu lain. Terakhir, penting untuk menghormati aturan parfum dan wewangian selama ihram. Oleh karena itu, kita harus berpegang teguh pada kesederhanaan dan mendekatkan diri kepada Tuhan dalam ritual ini.
4- Kontrak pernikahan
Akad nikah pada saat ihram termasuk perkara yang haram, baik bagi laki-laki maupun perempuan, karena hukumnya haram. Ini mencakup pria dan wanita, dan memerlukan kepatuhan terhadap ketentuan Syariah yang jelas. Putusan ini menegaskan bahwa akad nikah apa pun yang dilakukan selama masa ihram adalah tidak sah, sehingga menonjolkan pentingnya mematuhi larangan ini.
Mematuhi waktu ihram yang ditentukan adalah penting. Para ahli hukum menekankan pentingnya ritual keagamaan ini. Mereka juga menyoroti konsekuensi hukum yang mungkin timbul akibat melampaui ini.
Dalam konteks ini, pentingnya mempelajari dan mengamalkan aturan ihram. Putusan tersebut memuat sejumlah larangan yang harus dijauhi dan diwaspadai oleh jamaah haji.
5- Hubungan seksual
Hubungan seksual merupakan salah satu larangan yang paling menonjol bagi mereka yang sedang ihram, karena segala bentuk hubungan seksual atau segala sebab yang berkaitan dengannya adalah terlarang. Larangan ini tidak terbatas pada hubungan seksual saja, tetapi juga termasuk berciuman dan bersentuhan karena nafsu birahi. Al-Qur'an menekankan bahwa kecabulan, suatu istilah yang mencakup hubungan seksual, dilarang selama haji.
Jika hubungan seksual terjadi sebelum tahallul pertama, maka hal itu akan mempengaruhi kewajiban haji dan mengharuskan adanya dam. Dam ini perlu dilakukan guna menjamin agar perbuatan terlarang tersebut tidak terulang lagi. Dam termasuk menyembelih seekor unta, seekor sapi, atau tujuh ekor kambing, atau memberi mereka makanan jika ia tidak memiliki apa yang ditentukan. Bila hal ini tidak memungkinkan, maka orang yang dapat berpuasa satu hari untuk setiap mudd.
Penting bagi jamaah haji untuk mengetahui secara jelas larangan-larangannya, khususnya tentang hubungan seksual dan hukum-hukumnya, agar tidak terjerumus pada kesalahan-kesalahan yang dapat mengganggu pelaksanaan ibadah haji. Petunjuk mengenai larangan-larangan ini memerlukan perhatian dan kesadaran agar dapat menyelesaikan ibadah haji dengan benar.
6- Berburu
Berburu merupakan salah satu larangan dasar bagi wanita dan pria selama masa ihram. Selama masa ihram, jamaah haji dilarang melakukan kegiatan berburu atau membantu kegiatan tersebut. Larangan ini menyoroti pentingnya menjaga lingkungan dan mendistribusikan sumber makanan secara adil selama musim haji.
Komitmen terhadap larangan berburu menyoroti komitmen para peziarah terhadap moral dan integritas mereka. Tidak berburu adalah bagian dari perlindungan satwa liar. Penting bagi para pemburu untuk mengingat bahwa larangan ini mencakup semua jenis perburuan, baik burung maupun hewan liar.
Sekitar 85% jamaah haji mematuhi standar Ihram. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran di antara mereka tentang pentingnya mematuhi larangan tersebut. Berburu dianggap sebagai bagian dari tabu yang dilarang dilakukan oleh pria dan wanita.
7- Perbuatan maksiat dan perdebatan saat ihram
Imoralitas dan argumentasi dilarang selama keadaan ihram. Imoralitas berarti tidak menaati Tuhan dan melakukan dosa. Argumentasi meliputi pertengkaran dan perkelahian, yang bertentangan dengan semangat ibadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Ayat Al-Quran “Tidak ada perbuatan keji, kefasikan dan perselisihan selama haji” (Al-Baqarah: 197) menekankan pentingnya menghindari tindakan-tindakan ini. Komitmen kita untuk aktif menghindari maksiat dan perdebatan merupakan prasyarat agar dapat menuntaskan ibadah haji dengan baik.
Keberhasilan pelaksanaan ibadah haji berkaitan dengan menjauhi segala bentuk perbuatan terlarang, termasuk maksiat, yang dapat mengantarkan pada dosa yang besar. Barangsiapa yang menunaikan haji dan tidak mengucapkan kata-kata kotor dan berbuat dosa, maka ia akan kembali seperti pada hari ketika ibunya melahirkannya. Hal ini menunjukkan pentingnya menjauhi larangan-larangan ini.
8- Menutupi kepala dan wajah
Menutup kepala dan wajah merupakan salah satu larangan ihram yang paling penting bagi wanita saat melaksanakan ibadah ihram. Laki-laki tidak diperbolehkan menutupi kepalanya, sedangkan wanita diperbolehkan melakukannya dengan syarat mereka mematuhi kesopanan dan menghormati ibadah. Menurut catatan sejarah, pada masa Nabi Muhammad (saw), wanita akan menutupkan cadar di wajah mereka ketika ada pria lewat.
Wanita dilarang mengenakan niqab saat ihram. Mereka dapat menggunakan kimar atau jilbab untuk menutupi wajah mereka, tanpa harus mencampur ruang antara penutup dan wajah mereka. Ibnu Taimiyyah menegaskan bahwa cadar wanita yang tidak menyentuh wajah hukumnya dibolehkan berdasarkan ijma’. Menurut Syekh Abdul Aziz bin Baz, diperbolehkan bagi wanita yang sedang ihram untuk membiarkan kimarnya menutupi wajahnya. Penting pula untuk diketahui bahwa tidak ada salahnya bagi seorang wanita untuk mengenakan hijab yang menutup wajahnya, tanpa ada dalil dalam Al-Qur'an maupun Sunnah. Mengetahui larangan-larangan ini akan meningkatkan pemahaman kita dalam menjalankan ajaran Islam dengan benar.
Kewajiban Tambahan Saat Ihram Bagi Wanita dan Pria
Selama masa ihram, komitmen terhadap kewajiban ditekankan untuk meningkatkan kekhusyuan dan mendekatkan diri kepada Allah. Termasuk di dalamnya menjaga niat haji dan umrah, serta senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dalam doa dan permohonan.
Pada akhirnya, mematuhi aturan ini merupakan bagian integral dari pengalaman ibadah kita. Mempersiapkan diri dengan baik dan membangun hubungan dengan Tuhan secara efektif, mematuhi semua larangan ihram. Dengan cara ini, kita memastikan bahwa ibadah tersebut dilakukan dengan hati yang murni dan niat yang tulus.
Sumber: etlaala.com/محظورات-الإحرام-للنساء